Text Berjalan

Selasa, 16 Juni 2009



Sejak berdirinya Dkap PMI tiga tahun lalu, kasus HIV dan hamil di luar nikah terus mengalami peningkatan. Setiap bulan ada 10-20 kasus. Mereka yang sebagian besar kalangan pelajar dan mahasiswa ini datang untuk melakukan konseling tanpa didampingi orang tua. ‘’Rata-rata mereka berusia 16-23. Bahkan ada yang berusia 14 tahun datang ke Dkap untuk konsultasi bahwa ia sudah hamil. Mereka yang melakukan konseling, ada datang sendiri, ada juga dengan pasangannya. Sebagian besar orang tua mereka tidak tahu,’’ ujarnya.


Meskipun begitu, lanjutnya para remaja yang mengalami ‘kecelakaan’ ini tak boleh dijauhi dan dibenci. ‘’Kita tidak pernah melarang mereka untuk melakukan hubungan seks, karena ketika dilarang atau kita menghakimi, mereka akan menjauhi kita. Makanya, Dkap disini merupakan teman curhat mereka dan kita memberikan solusi bersama. Seberat apapun masalahnya, kalau bersama bisa diatasi,’’ ungkapnya lagi.Bukan hanya remaja nakal saja yang terjebak, anak baik pun bisa kena.


‘’Anak baik yang disebut anak rumah pun ada yang mengalami ‘kecelakaan’,’’ ucapnya.Oleh sebab itu, sangat diperlukan pancegahan dini dengan memberikan pengetahuan seks. ‘’Pendidikan seks itu sangat penting sekali. Tapi, di masyarakat kita pendidikan seks itu masih dianggap tabu. Berdasarkan pengamatan kami, banyaknya remaja yang terjebak seks bebas ini dikarenakan mereka belum mengetahui tentang seks. Seks itu bukan hanya berhungan intim saja. Tapi, banyak sekali, bagaimana merawat organ vital, mencegah HIV dan lainnya. Pelajari seks itu secara benar supaya kita bisa hidup benar,’’ tuturnya.

Sabtu, 06 Juni 2009



menurut saya dari kita mengurangi keluar malam kita bisa menghindar dari pergaulan-pergaulan yang sangat negative.apabila kita selalu keluar malam,apalagi keluar dengan teman yang tidak benar,maka kita pasti akan terkena pergaulan-Pergaulan yang dengan orang tua kita tidak diinginkan.


Iya kalau kita bisa jaga diri it’s oke,tapi kalau kita masih polos,gak tau apa-apa,dan apalagi kalau kita malah bergaul dengan teman yang nakal,,apa jadinya kita nanti..Toh kita ini kan masih remaja,pasti di setiap anak remaja mempunyai cita-cita. Terutama anak cewek,kalau anak cewek yang sering keluar malam,pasti anak itu di pandang oleh orang kalau anak itu sudah jadi anak yang tidak benar.


Apalagi kalau anak cewek itu sudah bergaul di luar batas dan hamil di luar nikah,pasti cewek itu sudah tidak mempunyai cita-cita. Dan pastinya anak itu adalah anak yang gak pernah kasihan kepada kedua orang tuanya. Maka dari itu,saya harap anak-anak cewek sekarang ini bisa jaga diri and keep your “VIRGIN”…

Jumat, 05 Juni 2009




Akibat Pergaulan Bebas
October 25, 2008 by mmlubid

Iya memang, ini akibat pergaulan bebas. Makanya, hati-hati bergaul, hihihiiiii ….
Oiya, sebelum ada oknum yang hobi berhitung (masalahnya, saya kenal beberapa oknum yang jagoan sekali berhitung hal-hal beginian, hahahaaaa), si Aq nggak indent kok, suerrr … suerrrrrrrrr!
Awalnya saya kira gejala maag biasa. Makanya sempat nggak puasa gara-gara maag berat. Meskipun memang aneh sih, biasanya maag saya nggak separah ini. Tapi bulan puasa tahun ini benar-benar berat bagi lambung—jadi teuraaaaabbbbb (sendawa) melulu. Sampai capek. Dan akhirnya si Emak (mungkin bete denger saya teurab dan berkeluh-kesah melulu) bilang, “Ya udah nggak usah puasa dulu, daripada maagnya tambah parah!”
Meskipun nggak puasa, tapi buka puasa bersama jalan terus duooonkkkk, heheee …. Waktu hari pertama saya nggak puasa karena maag itu, sorenya saya bubar dengan geng tante-tante arisan Bandung plus satu orang oom-oom kantoran dan tiga Kubucil di Suis Jalan Riau. Waktu itu, saya bilang nggak puasa karena maag. Lalu, Tante Ibutio langsung menatap perut saya curiga, “Jangan-jangan hamil!” katanya.
Awalnya sih saya sendiri menyangkal. Legian, kalau sedang puasa, jadwal bulanan saya sering mundur. Jadi ya nggak mikir macam-macam, paling juga telat seperti biasa. Ciri-cirinya juga sama—sakit di anu, di anu, dan di anu (anu mana cobaaa). Sempat mabuk Jack Daniel’s rasa kunyit asem juga, meskipun (untunglah) baru satu botol.
Karena nggak enak badan terus (ciri-ciri yang sama kalau saya telat M yang biasa), akhirnya saya sampai beli pil pelancar itu lhuwooo … yang iklannya Lydia Kandouw hihihiii. Tapi, entah kenapa, ada perasaan aneh. Kok khawatir ya, takutnya dugaan Ibutio betul. Akhirnya, saya beli pil itu, tapi beli juga test pack.
Sesuai aturan di test pack, baru besok paginya saya coba. Eh, jengjreeenngggg … kok garisnya dua? Langsung saya bangunin si Aq—menuntut pertanggungjawaban, duonk, hihii …. Eh, dia malah nggak percaya dan nyuruh saya beli test pack lagi. Sebal.
Akhirnya, saya beli satu lagi. Besoknya saya coba lagi. Eh, garisnya tetap dua. Kalau begini, sudah mantap saya menuntut pertanggungjawaban. Lalu, sorenya saya ke RSIA Hermina—karena dekat rumah, dan sebelumnya juga saya periksa di sana (Sayang si Aq saat itu nggak bertanggung jawab, huh! Karena kerjaannya belum beres, jadi nggak sempat nganter saya untuk periksa pertama kalinya. Untuk mengobati rasa kecewa, saya jajan lontong dua biji plus gorengan segede gaban dua biji juga. Hihihiiii).



PERGAULAN BEBAS JAMAN SEKARANG



DUH GUSTIIIIII.... ...pa ini yang dinamakan EDAN nya jaman.pergaulan ABG sekarang sangatlah mengkhawatirkan sekali,seiring dengan berkembangnya jaman dan tehnologi sekarang ini mereka cenderung kelewat batas dalam bergaul.etika dan moralitas sudah tak ada artinya sama sekali,mereka telah mengesampingkan norma agama,tatakrama dan susila.mungkin karena kondisi mereka yang masih sangatlah belia jd mereka masih dalam proses mencari jati diri atau karena mereka tergerak untuk mencoba coba ataupun apalah itu namanya.


FREE SEX,mereka bahkan juga melakukanya padahal jelas jelas hal tersebut sangatlah tidak pantas dilakukan mengingat status mereka yang masih sebagai seorang pelajar,mereka juga sadar akan larangan tersebut,tapi mengapa mereka bahkan melakukanya..????apa sebenarnya yang ada dibenak mereka..?


sadarkah mereka,atau malahan mereka mereka melakukanya karena ingin mencoba coba mengingat kondisi pschys mereka yang labil dan cenderung ingin tau.?terus mau jadi apa negara ini kalo generasi muda penerus bangsa ini berperilaku seperti demikian adanya.?kalopun akan terus demikian,INDONESIA akan menjadi negara nomor satu peng EKSPOR penyakit kelamin atau biasa disebut AIDS.....IYOIYE..???

Kamis, 04 Juni 2009






Dr.Soares: Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskrriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermsayarakat.

Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini. Begitupun dengan narkoba, narkotika dan obat-obatan berbahaya adalah suatu kemajuan dalam bidang medis yang dicapai oleh manusia yang ditujukan untuk membantu manusia dalam aspek medis. Jadi jika narkoba dipakai diluar aspek medis, itu adalah suatu pelanggaran hukum atau norma yang sebenarnya.
Rocky: Apa bedanya HIV dengan AIDS? Dr.Soares: AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome atau kumpulan gejala atau sindroma akibat dari kekurangan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, jadi HIV adalah virus yang menginfeksi manusia dan menyebabkan AIDS. Jadi AIDS merupakan suatu fase dari infeksi HIV.
Theo: Baik, kembali ke fenomena perkembangan jumlah penderita Dok. Sejauh ini berapa banyak penderita HIV dan AIDS di Indonesia saat ini, bagaimana di Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan? Dr.Soares: Bicara mengenai jumlah penderita AIDS atau HIV positif adalah suatu hal yang gampang-gampang susah, tetapi yang pasti dari awal tahun 2000 an angkanya meningkat dengan drastis. Diperkirakan oleh Departemen Kesehatan penderita HIV-AIDS di Indonesia antara 80.000 – 120.000 orang, di Kalimantan Timur tahun 2005 jumlah penderitanya sekitar 56 orang, dan separuhnya di Balikpapan.
Theo: Dari jumlah tersebut, apakah dapat diidentifikasi kategorisasinya, misalnya dari segi umur, jenis pekerjaan, cara terinfeksi, dan kategori lain? Dr.Soares: Penderita HIV-AIDS secara nasional memiliki pola dimana lelaki lebih banyak menderita penyakit ini dibandingkan dengan perempuan. Di Jakarta, penularannya lebih banyak dikalangan pengguna narkoba jenis suntikan, tetapi di Papua, penularannya lebih banyak melalui aktivitas seksual bebas. Secara nasional penularannya melalui hubungan seks dan penggunaan jarum suntik dikalangan pengguna narkoba, sedangkan melalui transfusi darah masih belum terdeteksi. Usia penderita kebanyakan berkisar antara 20 – 30 tahun, jadi dewasa muda.
Rocky: Baik, masih menyambung pertanyaan sebelumnya sebelum beralih ke Frater Koppong. Baik Dokter, dari sudut pandang orang awam dan medis, apakah ada dampak positif dari suatu pergaulan bebas? Dr.Soares: Kembali lagi, kalau kita berpegang pada hakikat pergaulan yang sesungguhnya, tentunya pergaulan bebas itu ada dampak positifnya bila mengikuti rambu-rambu norma hukum, agama, budaya dan masyarakat, yang dianut oleh setiap kelompok masyarakat. Dengan bergaul secara bebas tapi taat norma, setiap individu dapat belajar untuk mandiri, mengetahui kelebihan dan kekurangan, mendewasakan secara psikis, mental dan masih banyak lagi manfaat positif lainnya.
Rocky: Frater, bagaimana sih gereja memandang pergaulan bebas dan narkoba serta AIDS ini? Frater: Untuk memperjelas masalah pergaulan bebas, kita perlu melihat per kasus dan dampaknya bagi perkembangan hidup kaum muda itu sendiri. Kalau pergaulan bebas menyangkut masalah free seks dan pada akhirnya mengarah pada tindak kejahatan yang lain seperti Narkoba, HIV-AIDS, miras dan lainnya; maka Gereja memandang hal itu sebagai sebuah tindakan immoral yang merupakan dampak dari berbagai krisis sosial ekonomi yang dialami bangsa.

Mengapa di sebut sebagai tindakan immoral, karena kapasitasnya sebagai manusia utuh dan yang bermartabat (dalam hal ini sebagai Kaum Muda yang adalah Genereasi penerus bangsa dan Gereja) direndahkan bahkan dilecehkan dengan tindakan atau sikapnya yang melanggar norma moral dan iman.

Untuk AIDS sendiri, Gereja memandangnya sebagai masalah yang mengancam segala aspek kehidupan baik individu maupun sebagai anggota manusia sedunia. Bagi Gereja AIDS bukanlah masalah kesehatan semata, melainkan juga masalah moral, hubungan sosial, ekonomi, etika, hukum dan lain-lain. Gereja memandang bahwa HIV-AIDS dan Narkoba merupakan kejahatan sosial baru yang merupakan dampak dari situasi bangsa yang berada dalam lingkaran kemiskinan. Singkatnya baik free sex, Narkoba dan AIDS merupakan tindakan penyalahgunaan yang bertentangan dengan nilai-nilai iman dan moral.

KapanLagi.com - Eksploitasi seksual dalam video klip, majalah, televisi dan film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda. Dengan melihat tampilan atau tayangan seks di media, para remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa saja, dimana saja.
Menurut Jane Brown, ilmuwan dari Universitas North Carolina yang memimpin proyek penelitian ini, semakin banyak remaja disuguhi dengan eksploitasi seks di media, maka mereka akan semakin berani mencoba seks di usia muda.
Sebelumnya para peneliti ini telah menemukan hubungan antara tayangan seks di televisi dengan perilaku seks para remaja. Dengan mengambil sampel sebanyak 1,017 remaja berusia 12 sampai 14 tahun dari Negara bagian North Carolina, AS yang disuguhi 264 tema seks dari film, televisi, pertunjukan, musik, dan majalah selama 2 tahun berturut-turut, mereka mendapatkan hasil yang sangat mengejutkan.
Secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan seksual dari media cenderung melakukan seks pada usia 14 hingga 16 tahun 2,2 kali lebih tinggi ketimbang remaja lain yang lebih sedikit melihat eksploitasi seks dari media.
Maka tidak mengherankan kalau tingkat kehamilan di luar nikah di Amerika Serikat sepuluh kali lipat lebih tinggi dibanding negara-negara industri maju lainnya, hingga penyakit menular seksual (PMS) kini menjadi ancaman kesehatan publik disana.
Pada saat yang sama, orang tua juga melakukan kesalahan dengan tidak memberikan pendidikan seks yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka mendapat pemahaman seks yang salah dari media. Akhirnya jangan heran kalau persepsi yang muncul tentang seks di kalangan remaja adalah sebagai sesuatu yang menyenangkan dan bebas dari resiko (kehamilan atau tertular penyakit kelamin).
Parahnya lagi, menurut hasil penelitian tersebut, para remaja yang terlanjur mendapat informasi seks yang salah dari media cenderung menganggap bahwa teman-teman sebaya mereka juga sudah terbiasa melakukan seks bebas. Mereka akhirnya mengadopsi begitu saja norma-norma sosial "tak nyata" yang sengaja dibuat oleh media.
Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal American Academy of Pediatrics, serta sebagian dalam Journal of Adolescent Health. Namun sayangnya, hasil penelitian tersebut belum melihat bagaimana dampak informasi seks di internet pada perilaku seks remaja.
Dengan mendapatkan temuan-temuan lain yang lebih konsisten, mungkin kita tak perlu menunggu lama untuk membuktikan bahwa media memiliki peranan penting dalam pembentukan norma seksual di kalangan remaja. (reuters/dni)

Selasa, 02 Juni 2009



PergauLan Bebas di Kalangan Remaja
Pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah merambat di kalangan SMP. Banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakan padahal mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa resiko yang akan dihadapinya.
Kasus HIV dan hamil di luar nikah terus mengalami peningkatan. Setiap bulan ada 10-20 kasus. Mereka yang sebagian besar kalangan pelajar dan mahasiswa ini datang untuk melakukan konseling tanpa didampingi orang tua. Rata-rata mereka berusia 16-23. Bahkan ada yang berusia 14 tahun datang ke Dkap untuk konsultasi bahwa ia sudah hamil. Mereka yang melakukan konseling, ada datang sendiri, ada juga dengan pasangannya. Sebagian besar orang tua mereka tidak tahu.
Meskipun begitu, para remaja yang mengalami ‘kecelakaan’ ini tak boleh dijauhi dan dibenci. Bukan hanya remaja nakal saja yang terjebak, anak baik pun bisa kena. ‘Anak baik yang disebut anak rumah pun ada yang mengalami ‘kecelakaan’.